Sabtu, 10 Oktober 2015
ARTI, FUNGSI, DAN NILAI MEDIA PEMBELAJARAN
ARTI, FUNGSI, DAN NILAI MEDIA PEMBELAJARAN
Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Media
Pembelajaran PAI
Dosen
Pembimbing:
Laily
Masruroh, M.Pd.I
Penulis:
Ahmad Fauqi Alie
Chamiluddin Ahmad
Titin
Ummu Fuadah
FAKULTAS
TARBIYAH
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG
JOMBANG
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bila media
adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia,
benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan.
Dalam proses
belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena
dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.media
dapat dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Bahkan keabsrakn bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan apabila pengajar
mengunakan bantuan media.
Namun perlu
diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak
sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu,
tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan
media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran
tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Akhirnya, dapat
dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
arti Media Pembelajaran?
2.
Apa
fungsi Media Pembelajaran?
3.
Apa
nilai Media Pembelajaran?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui arti Media Pembelajaran.
2.
Untuk
mengetahui fungsi Media Pembelajaran.
3.
Untuk
mengetahui nilai Media Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Arti Media Pembelajaran
Media pembelajaran
secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan
untuk tujuan pembelajaran /
pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs
(1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National
Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
Proses
pembelajaran memiliki nilai antara lain mengatasi berbagai keterbatasan
pengalaman yang dimiliki siswa, karena setiap peserta didik memiliki perbedaan
karakter dalam proses belajar mengajar, perlunya interaksi secara langsung
antara siswa dan lingkungan, sehingga dalam mencapai proses belajar mengajar
siswa dapat mengenali lingkungannya, dan media pembelajaran juga memiliki nilai
memiliki keseragaman dalam pengamatan pembelajaran, menampilkan konsep dasar
yang benar, konkrit dan realistis, antara lain nilai pembelajaran membangkitkan
minat peserta didik dalam proses
pembelajaan, membangkitkan minat peserta didik, keinginan dan motifasi
baru dalam pembelajaran. Nilai yang terakhir yaitu sebagai pengalaman yang
integral mulai yang abstrak sampai yang konkrit.[1]
B.
Fungsi Media Pembelajaran
Pada mulanya
media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan belajar atau
mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada
siswa antara lain untuk mendorong motifasi belajar, memperjelas dan mempermudah
konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Kemudian
dengan masuknya pengaruh teknologi audio
pada sekitar pengetahuan abad ke-20 lahirlah peraga audio-visual yang
terutama menekankan penggunaan pengalaman yang konkrit untuk menghindarkan
verbalisme.[2]
Media sebagai
alat bantu.
Media
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya nutuk
membantu tugas yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan
pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik,
guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna
dan dipahami oleh peserta didik. Terutama bahan pelajaran yang rumit.[3]
Media
pendidikan dapat ditinjau sebagai proses dan sebagai produk, sebagai proses,
kerena media pendidikan berfungsi sebagai alat penunjang dalam proses
intruksional, yakni dalam menyampaikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan
intruksional yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam konteks inilah,
keberhasilan proses belajar akan diperoleh sebagaimana yang diharapkan jika
proses intruksional itu didukung oleh media atau multimedia yang relevan. Dan
sebagai produk, oleh karena media pendidikan adalah merupakan hasil
kemajuan-kemajuan tegnologi. Karena itu, bertambah meningkatnya kemajuan
teknologi maka semakin bertambah meningkat perkembangan media pendidikan. Jika
dalam berbagai situasi pengajaran kita sering merasakan tenteng pentingnya
media pembelajaran, maka dapat diartikan bahwa kita berpijak pada suatu asumsi
yang tepat, asumsi itu media pendidikan memiliki peran yang penting dalam
rangka meningkatkan hasil belajar, dan hasil belajar kemungkinan besar kurang
meningkat jika kita tidak atau kurang menggunakan media pendidikan yang
diperlukan. Jika asumsi ini dapat diterima, ini berarti bahwa perhatian
terhadap masalah menggunakan media pendidikan dalam pengajaran harus
ditingkatkan.[4]
Sedangkan
menurut AECT (Association for education and communication technology) media
merupakan sergala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran
informasi, sedangkan Education Association mengartikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen
yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar.[5] Dari
beberapa definisi tersebut jelaslah bahwa media hanyalah sebuah mediasi apapun
bentuknya dengan tujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Menurut
arti yang lebih luas, media dapat mencakup manusia, benda, atau peristiwa yang
membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.[6] Jadi
media tidak terbatas hasil teknologi atau buatan manusia saja, akan tetapi
manusia juga termasuk media jika dipergunakan sebagai perantara untuk
transformasi pengetahuan dari pendidik ke peserta didik. Media pembelajaran
pada hakikatnya berfungsi untuk mengefektifkan sebuah komunikasi dalam proses
pembelajaran. Komunikasi akan mengalami gangguan baik dari pemberi pesan atau
penerima pesan jika tidak disertai dengan media yang diperlukan. Sehingga
komunikasi tidak berjalan secara efektif dan efisien.
Oleh
sebab itulah, salah satu upaya untuk mengaktifkan proses belajar tersebut
diperlukan menggunakan media yang sesuai dan tepat.[7]
Media dalam posisi ini tidak lain berfungsi sebagai stimulus bagi peserta
didikuntuk menerima pesan dengan baik sebagaimana yang telah ditentukan
sebelumnya. Manfaat media dalam proses pembelajaran memiliki nilai:
1.
Mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa.
2.
Menghasilkan keseragaman pengamatan.
3.
Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan
realistis.
4.
Membangkitkan minat, keinginan dan motifasi
baru.
Media
sebagai sumber belajar.
Media
pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya
wawasan anak didik, aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang
digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik, dalam
penarapan suatu benda, guru dapat membawa dendanya secara langsung kehadapan
anak didik dikelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan
mengenai benda itu, maka benmda itu dijadiakn sebagai sumber belajar.[9]
Media
pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan dapat lebih menjamin
pemahaman, peserta didik yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat
pemahamannya diibandikan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan
mendengarkannya. Media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira dan memperbaharui semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuan
para siswa serta menghidupkan pelajaran. Menurut Levied an Lentz (1982)
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1.
Fungsi atensi media merupakan inti, yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran.
2.
Fungsi afektif, media dapat melihat dari
tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambing dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
3.
Fungsi kognitif, media terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar
memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
4.
Fungsi kompensatoris, media pembelajaran
terlihat dari hasil penelitian bahwa media yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca dan mengingatnya kembali.[10]
C.
Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran
lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media
pembelajaran adalah:
1.
Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat
dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa
dimanapun berada.
2.
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik. Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan
warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.
3.
Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan
media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media
guru cenderung bicara satu arah.
4.
Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Dengan media
tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan
tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara
berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran.
5.
Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media
pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan
utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang
memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,
merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
6.
Media memungkinkan proses belajar dapat
dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih
leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari
waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar
lingkungan sekolah.
7.
Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari
sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8.
Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif. Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu
untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar,[11]
D.
Nilai Media Pembelajaran
Pemahaman akan nilai yang dimiliki
masing-masing jenis media ini penting, karena dalam proses pendidikan, guru
harus memilih media yang tepat agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat terwuju
dalam diri siswa.
Nana Sudjana mengemukakan
nilai-nilai praktis media pelajaran adalah:
1.
Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk
berpikir. Karena itu dapat mengurangi verbalisme.
2.
Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa
untuk belajar.
3.
Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan
belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
4.
Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
5.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6.
Membantu tumbuhnya pemikiran dan memantau berkembangnya
kemampuan berbahasa.
7.
Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara
lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih
sempurna.
8.
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat
lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
9.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran.
10. Siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
BAB III
KESIMPULAN
Secara teknis,
media pembelajaran sebagai sumber belajar, yakni sebagai penyalur, penyampai,
penghubung, dan lain-lain. funggsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi
utamanya.fungsi media salah satunya adalah sebagai alat bantu dan sebagai
sumber belajar, kemudiam manfaat praktis media pembelajaran antara lain
memperlancar interaksi antara pendidik dan peserta didik dan media dapat
mempermudah dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar.
2003. Media Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Press.
Asnawir dan M.
Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta. Ciputat Press.
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
PT Rineka Cipta.
Hamalik,Oemar.
1989. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan. Bandung. Mandar Maju.
Sudjana, Nana
dan Ahmad Rival. 1991. Media pengajaran. Bandung. Sinar Baru Bandung.
Usman,
M. Basyiruddi. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta.
Ciputat Press.
W.Bachtiar,
Harsja. 1986. Teknologi komunikasi pendidikan. Jakarta. CV. Rajawali.
[1]
Anawir dan M. basirudin Usman, media pembelajaran, (Jakarta ; ciputat
press, 2002), hal 11
[2]
Harsja W.Bachtiar. Teknologi komunikasi pendidikan. (Jakarta; CV.
Rajawali, 1986) hal 49
[3]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, strategi belejar mengajar, (Jakarta; PT
rineka cipta, 2010) hal 121
[4]
Oemar Hamalik, metodologi pengajaran ilmu pendidikan, (Bandung; mandar
maju, 1989) hal 123-124
[5]
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Op.Cit hal 12
[6] M.
Basyiruddi Usman, Metodologi pembelajaran agama islam, (Jakarta; ciputat
press, 2002) hal 127
[7]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta; rajawali press, 2003) hal 3
[8]
Asnawir dan M. Basyiruddi Usman, op.cit, hal 14
[9]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit, hal 122
[10]
Azhar Arsyad, 0p.cit, hal 16-17
Langganan:
Postingan (Atom)