BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sebenarnya setiap orang
apabila ditanya apakah anda paham yang dimaksud dengan perencanaan? Pasti akan
menjawab paham. Namun, ketika ditanya perencanaan itu apa, seperti apa, mengapa
harus ada perencanaan, saat itu baru sadar bahwa sebenarnya kita kurang
memahami apa yang dimaksud dengan perencanaan. Begitu pula ketika ditanya apa
yang dimaksud dengan perencanaan evaluasi pengajaran.
Pada makalah ini penulis
akan mendiskusikan tentang perencanaan evaluasi pengajaran. Definisi tentang
perencanaan telah banyak didiskusikan oleh beberapa ahli, Perencanaan adalah
sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai tujuan tertentu. (Malayu
Hasibuan). Kemudian Andrew Sikula juga mendefinisikan perencanaan adalah Proses
menentukan kebutuhan dan cara memenuhi kebutuhan tersebut. (Andrew Sikula).
Thomas H.Stone mendefinisikan perencanaan adalah Proses meramalkan kebutuhan
yang akan datang dan langkah-langkah yang digunakan untuk menjamin kebutuhan
itu terpenuhi.
Jadi bisa disimpulkan
bahwa perencanaan merupakan proses penetapan tujuan, sasaran, dan strategi,
serta alat dan bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Jika kita
dapat merencanakan sesuatu kegiatan dengan baik, maka 50% dari tujuan sudah
kita capai dari yang ingin dicapai. Pernyataan ini menunjukkan bahwa fungsi
perencanaan dalam suatu proses kegiatan (manajemen) sangat besar.
Proses pemilihan yang sistematis dan rasional yang akan digunakan sebagai pedoman dalam menentukan tujuan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemilihan adalah pemilihan langkah, strategi, metode, media, dsb. Dengan demikian perencanaan evaluasi dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang dipilih secara sistematis dan rasional untuk melakukan proses evaluasi pembelajaran dan pengajaran. Dalam hal perencanaan evaluasi yang dimaksud dengan pemilihan adalah pemilihan bahan (evaluasi), media, strategi, alat dan bahan, ruang atau tempat, dan sebagainya.
Proses pemilihan yang sistematis dan rasional yang akan digunakan sebagai pedoman dalam menentukan tujuan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemilihan adalah pemilihan langkah, strategi, metode, media, dsb. Dengan demikian perencanaan evaluasi dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang dipilih secara sistematis dan rasional untuk melakukan proses evaluasi pembelajaran dan pengajaran. Dalam hal perencanaan evaluasi yang dimaksud dengan pemilihan adalah pemilihan bahan (evaluasi), media, strategi, alat dan bahan, ruang atau tempat, dan sebagainya.
Yang dievaluasi dalam
proses belajar mengajar sebenarnya bukan hanya siswa, tetapi juga sistem
pengajarannya. Karena itu dalam proses belajar mengajar terdiri dari rangkaian
test yang dimulai dari test awal untuk mengetahui mutu atau isi pelajaran apa
yang sudah diketahui oleh siswa dan apa yang belum, terhadap rencana pelajaran
yang akan diajarkan. Test awal untuk mengukur kemampuan siswa berdasarkan
kemampuan siswa dalam kelompok kemampuan yang kurang, sedang, dan pandai.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dan fungsi evaluasi pengajaran?
2. Apa saja yang termasuk alat evaluasi pengajaran?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dan fungsi evaluasi pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui alat-alat evaluasi pengajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Fungsi Evaluasi Pengajaran
1.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari
kata evaluation yang artinya suatu upaya untuk menentukan
nilai atau jumlah. Kata-kata yang terkandung di dalam defenisi tersebut
pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati,
bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Evaluasi dilaksanakan untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya
proses dan hasil kegiatan.
Suchman
memandang,”evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan ”.[1] Defenisi lain
dikemukakan oleh Stutflebeam mengatakan bahwa,” evaluasi merupakan proses
penggambaran pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi
pengambil keputusan dalam menentukan alternative keputusan ”.[2]
Pengertian evaluasi
lebih dipertegas lagi oleh Sudjana “ dengan batasan sebagai proses memberikan
atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu
”.[3] Lebih lanjut Arifin
mengatakan, “ evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil
yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang
menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada
pemberian nilai atau arti itu adalah evaluasi ”.[4]
2. Pengertian Evaluasi
Pengajaran
Evaluasi pengajaran
adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta
didik ke arah tujuan – tujuan yang telah di tetapkan dalam hukum.
Tujuan Evaluasi
Pengajaran adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai
dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan
kurikuler atau pengajaran. Dengan adanya evaluasi pengajaran ini, keberhasilan
pengajaran tersebut dapat diketahui.[5]
3. Fungsi Evaluasi
Pengajaran
Secara garis besar dalam
proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok adalah:
a) Mengukur kemajuan dan
perkembangan peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar – mengajar selama
jangka waktu tertentu.
b) Untuk mengukur sampai
dimana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan.
c) Sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan PBM.
d) Bahan pertimbangan bagi
individual peserta didik.
e) Membuat diagnosa
mengenal kelemahan – kelemahan dan kemampuan perserta didik.
f) Bahan pertimbangan bagi
perubahan atau perbaikan kurikulum.
B.
Alat Evaluasi Pembelajaran
Pada dasarnya alat
evaluasi dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu tes dan non tes. Tes hasil belajar
adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan
guru kepada perserta didiknya, dalam jangka waktu tertentu.
Standart Test adalah tes
yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validitas dan
reliabilitas, sehingga tes tersebut benar – benar valid dan evaliabel untuk
suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu. Dan biasa dibuat oleh para ahli
psikologi/ intansi pemerintah – tes CPNS. Sedangkan tes buatan guru sendiri
adalah suatu tes yang disusun oleh guru sendiri untuk mengevaluasi keberhasilan
proses belajar – mengajar.[6]
Bentuk tes yang sering
dipakai dalam PBM pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
1. Tes lisan.
2. Tes tertulis. Tes
tertulis secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a) Tes essay.
Tes essay adalah tes
yang berbentuk pertanyaan tertulis, yang jawabannya merupakan kerangka (essay)
atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya bts essay adalah relatif,
sesuai kemampuan sin penjawab tes.
b) Tes objektif.
Tes objektif adalah tes
yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes tersbeut dapat dinilai secara
objektif, dinilai oelh siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Tes objektif
jawabannya ringkas dan pendek-pendek.
3. Tes perbuatan / tindakan
Bentuk-bentuk tes
objektif adalah:
1. Completion type tes.
2. Completion test (tes
melengkapi).
3. Fill-in (mengisi
titik-titik dalam kalimat yang dikosongkan).
4. Selection type test.
5. True-false (benar salah).
6. Multiple choice (pilihan
berganda).
7. Matching (menjodohkan)
Adapun cara menyusun
soal-soal essay, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun soal-soal
tes essay adalah:
1.
Pertanyaan mengukur secara jelas hasil belajr yang ahrus dikuasai peserta
didik.
2.
Menggunakan bahan-bahan atau himpunan bahan-bahan dalam menyusun soal essay
tersebut.
3.
Diawali dengan kata-kata jelaskan, uraikan, sebutkan, bedakan, dan
sebagainya.
4.
Rumuskan soal secara jelas, sehingga tidak menimbulkan arti ganda bagi
peserta didik.
5.
Sesuaikan panjang pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat
kematangan peserta didik.
6.
Tuliskan seperangkat petunjuk umum bagi tes tersebut.
Cara menilai soal-soal
essay seorang guru hendaknya berpedoman pada aturan-aturan:
1.
Jawaban terhadap tes essay hendaknya dinilai sesuai dengan hasil belajar
yang diukur.
2.
Buatlah kunci jawaban sebagai penuntun dalam menskor.
3.
Penskoran hendaknya dilakukan dengan metode perbandingan dengan penggunaan
kriteria yang sudah ditentukan sebagai penuntun.
4.
Evaluasilah semua jawaban peserta didik soal demi soal, bukan peserta didik
demi peserta didik.
5.
Nilailah jawaban atas suatu pertanyaan essay tanpa mengetahui identitas
peserta didik yang menjawabnya
Cara menyusun soal tes
objektif:
1.
Untuk completion atau fill-in:
a) Bahasa hendaknya jelas,
kalimat mudah dipahami.
b) Yang harus diisi
hendaknya beberapa hal.
c) Jawaban merupakan
kalimat singkat.
d) Jumlah soal dibatasi
2.
Untuk true-false (benar salah):
a) Hindarkan soal yang
dapat dinilai benar dan salah secara meragukan.
b) Soal tidak boleh
mengandung kata-kata yang terlalu menunjukkan jawabannya.
c) Hindarkn pernyataan yang
negatif, yang mengandung kata tidak atau bukan.
d) Hindarkan kalimat yang
terlalu panjang.
3.
Untuk mutiple choice:
a) Statemen harus jelas
merumuskan suatu masalah.
b) Bak statemen maupun
option tidak merupakan suatu kalimat yang terlalu panjang.
c) Option hendaknya
homogeny.
d) Masukkan sebagian besar
kata-kata dalam bagian pokok pertanyaan.
e) Nyatakan pokok
pertanyaan sedapat mungkin dalam bentuk yang positif.
4.
Untuk matching:
a) Jumlah soal tidak
terlalu banyak, tingkat kesukarannya disesuaikan tingkat kematangan peserta
didik.
b) Sangat baik untuk
mengevaluasi hal-hal yang faktural.
c) Keseluruhan soal
sebaiknya homogeny.
d) Jumlah respon harus
sedikitnya satu lebih banyak dari jumlah premisnya.
Cara menskor tes
objektif:
1. Bentuk isian (fill-in) dan
melengkapi (completion). Skor maksimum setiap bentuk fill-in sama
dengan jumlah isian yang ada pada tes tersebut.
= skor akhir
= jumlah isian yang
dijawab betul
2. Bentuk true-false (benar
salah). Untuk setiap item tes bentuk benar salah skor maksimum adalah 1. Rumus
untuk menskor tes benar salah adalah
= skor akhir
=jumlah item yang
dijawab betul
=jumlah item yang
dijawab salah
3. Bentuk pilihan
ganda (multiple choice). Rumus untuk menskornya adalah =skor akhir
=jumlah item yang
dijawab betul
=jumlah item yang
dijawab salah
=jumlah option (pilihan)
=bilangan tetap
4. Bentuk matching (menjodohkan).
Rumus untuk menskor adalah
=skor akhir
=jumlah item yang
dijawab benar
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Evaluasi pengajaran
adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta
didik ke arah tujuan – tujuan yang telah di tetapkan dalam hukum.
Standart Test adalah tes
yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validitas dan
reliabiitas, sehingga tes tersebut benar – benar valid dan evaliabel untuk
suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu. Dan biasa dibuat oleh para ahli
psikologi/ intansi pemerintah – tes CPNS.
Sistem penilaian CRT ini
menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) yaitu sistem penilaian yang ukuran
keberhasilannya didasarkan kepada tingkat penguasaan (mastery) tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sebelum digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar, hendaknya paket pengajaran telah mempunyai status
“valid”. Untuk mencapai validitas ini paket pengajaran perlu melalui proses uji
coba.
Yang dievaluasi dalam
proses belajar mengajar sebenarnya bukan hanya siswa, tetapi juga sistem
pengajarannya. Karena itu dalam proses belajar mengajar terdiri dari rangkaian
test yang dimulai dari test awal, pada saat pelajaran, dan pada akhir pelajaran.
B.
Kritik dan Saran
Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Kami tetap berharap makalah
ini tetap memberikan manfaat bagi pembaca. Namun, saran dan kritik yang
sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima demi kesempurnaan dimasa
akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajara.
Jakarta. Rieneka Cipta. Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta. Rieneka Cipta.
Arikunto, Suharsimi dan Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan. Jakarta.
Bumi Aksara.
Afirin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur.
Bandung. Remaja Rosdakarya.
http://dien84.wordpress.com/2009/12/31/perencanaan-dan-evaluasi-pengajaran/=